KONSISTENSI PELAKSANAAN PROGRAMA
PENYULUHAN KEHUTANAN
Oleh
: Adhari, SST (Penyuluh Kehutanan BP4K Kabupaten Kuningan)
Penyuluhan
kehutanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahterannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Dalam
pelaksanaannya, penyuluhan kehutanan berpedoman pada programa penyuluhan yang
disusun satu tahun sebelumnya. Penyusunan programa penyuluhan kehutanan diawali
dengan pengidentifikasian potensi wilayah dan pengidentifikasian
masalah-masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dan pelaku usaha. Keakuratan
data hasil pengidentifikasian ini akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan penyuluhan.
Berkaitan
dengan pengidentifikasian masalah, pada hakekatnya adalah upaya mengukur
seberapa jauh tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan
pelaku usaha pada jenis teknologi tertentu di sektor kehutanan yang dinyatakan
dengan prosen. Contoh “tingkat pengetahuan patani dalam pengendalian hama
boktor yang menyerang tanaman sengon baru mencapai 60%”. Dari hasil
pengidentifikasian ini, berarti tingkat pengetahuan petani masih perlu terus
ditingkatkan sampai yang bersangkutan betul-betul memahami teknologi
pengendalian hama boktor sampai pada tingkat 100%. Apabila hasil evaluasi di
akhir tahun, ternyata peningkatan pengetahaun pelaku utama dan pelaku usaha
belum mencapai pada tingkat 100%, maka masalah tersebut masih harus menjadi
prioritas penanganan di tahun berikutnya atau dengan kata lain tidak perlu
melakukan identifikasi masalah baru. Dengan demikian, maka disaat kita
melakukan evaluasi lima tahunan, misalnya, maka grafik peningkatan pengetahuan pelaku
utama dan pelaku usaha akan dapat diketahui.
Lain
halnya, jika para penyuluh melakukan identifikasi masalah setiap tahun; dimana
tiap melakukan identifikasi, masalahanya selalu berbeda-beda, padahal capaian
peningkatan perubahan prilaku sasaran ditahun kemarin belum mencapai seratus
prosen, sementara di tahun ini harus menyelesaikan masalah baru. Maka disaat dilakukan
evaluasi lima tahunan, grafik peningkatan perubahan prilaku tidak akan
nyambung.
Jadi,
hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan programa penyuluhan
kehutanan adalah akurasi data, baik itu data potensi wilayah maupun data permasalahan
yang berkaitan dengan faktor prilaku pelaku utama dan pelaku usaha serta
konsistensi pemecahannya harus sampai tuntas.