Sabtu, 21 Juni 2014

KELOMPOKTANI HUTAN "MEKAR MUKTI" MAKALANGAN DI TINGKAT PROVINSI JABAR



Kelompoktani Mekar Mukti Desa Mandapajaya Kecamatan Selajambe Kabupaten Kuningan tahun ini masuk dalam nominasi lomba Penghijauan dan konservasi Alam katagori Kelompoktani hutan (KTH) tingkat provinsi.
Kelompoktani Mekar Mukti dibentuk pada tahun 2003 yang beranggotakan 25 orang petani hutan, yang dipimpin oleh Bapak Yanto. Usaha yang dikembangkan adalah pengelolaan hutan rakyat seluas 15 Ha dan pengembangan aneka usaha Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
Pembentukan kelompoktani mekar mukti berawal dari keprihatinan para petani hutan akan keberadaan hutan yang  semakin terdegaradasi akibat pengelolaan yang tidak memperhatikan aspek kelestarian. Para petani hutan awalnya lebih suka melakukan penebangan pohon dihutan, tetapi mereka tidak melakukan penanaman kembali. Pohon-pohon baru yang tumbuh di hutan merupakan pohon yang tumbuh secara alami dari anakan tanpa ada pemeliharaan yang intensip. Hal ini diakibatkan oleh sulitnya mendapatkan pasokan bibit untuk mengganti pohon yang mereka tebang.
Kerusakan hutan yang terjadi memberikan dampak negatif terhadap peningkatan luas lahan kritis, tingginya tingkat erosi, tingginya ancaman bencana tanah longsor, serta terjadinya pluktuasi air di sumber-sumber air  sekitar hutan.
Dengan di dampingi oleh penyuluh kehutanan setempat, para petani hutan melakukan rembuk untuk mengatasi permasalahan di atas. Dari beberapa kali rembukan yang dilakukan, menghasilkan beberapa kesepakatan, dinataranya :
·    Kerusakan hutan yang terjadi selama ini harus segera dilakukan upaya pemulihan melalui gerakan penghijauan.
·     Dalam rangka percepatan pemulihan kerusakan hutan, maka harus dilakukan secara bersama-sama melalui wadah kelompoktani.
Dari dua poin di atas, maka pada tahun 2003 sepakat dibentuk kelompoktani yang diberi nama “KTH Mekar Mukti.” 
Program awal kelompoktani ini adalah pembuatan persemaian tanaman hutan (sengon) sebagai upaya mengatasi sulitnya mendapatkan bibit siap tanam yang berkualitas. Kegiatan ini mendapat fasilitas benih  sengon dan bimbingan teknis dari penyuluh kehutanan setempat.
Kegiatan selanjutnya adalah penanaman di lahan kritis yang telah direncanakan sebelumnya seluas 15 Ha di Blok Cilaja dengan sistem tumpangsari. Di tahun pertama sampai dengan tahun ke tiga dilakukan tumpangsari dengan tanaman jahe dan kacang tanah. Sedangkan di tahun selanjutnya tumpangsari dilakukan dengan tanaman kapulaga.
Dalam perkembangannya, kelompoktani mekar mukti juga mengembangkan usaha Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), seperti pengembangan tanaman Kakao, pengembangan usaha gula aren dan  budidaya lebah madu.
Dari jerih payah yang dilakukan selama ini, maka petani hutan yang tergabung dalam kelompoktani Mekar Mukti telah berhasil memulihkan kembali lahan kritis menjadi lahan yang produktif. Pendapatan petani pun meningkat. Kini tidak lagi terjadi kekeringan dikala musim kamarau dan tidak terjadi pula tanah longsor dikala mausim hujan.
Keberhasilan Kelompoktani Mekar Mukti mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui  sebagai juara I (satu) lomba Penghijauan dan Konservasi Alam katagori Kelompok Tani Hutan. Sebagai tindak lanjut dari lomba tingkat kabupaten, kini KTH Mekar Mukti tampil di lomba yang sama tingkat provinsi dan masuk sebagai nominator.
Semoga berhasil masuk ke tingkat Nasional.