Minggu, 01 Juni 2014

                                                                         
KLASIFIKASI HUTAN DI INDONESIA
Adhari, SST


Hutan merupakan suatu bentuk vegetasi klimaks yang tumbuh pada suatu wilayah. Dalam bentuk vegetasi klimaks di suatu wilayah, maka hutan mempunyai wilayah penyebaran tempat tumbuh. Tergantung dari kondisi tempat tumbuh (dalam hal ini adalah vanasi iklim tanah) maka dapat terbentuk beberapa tipe hutan atau tipe vegetasi.
Tipe hutan (forest cover type) adalah kelompok atau golongan hutan yang ditentukan berdasarkan tipe vegetasi hutan tersebut, terutama koposisi jenisnya dan atau faktor-faktor lingkungannya. Klasifikasi hutan atas tipe-tipe dilakasanakan berdasarkan faktor-faktor antara lain :
1.     Iklim (klimatis)
Afktor iklim yang mempengaruhi pemebentukan vegetasi adalah temperatur, kelembaban, intensitas cahaya dan angin.
2.     Tanah (edafis)
Faktor tanah yang mempengaruhi pembentukan vegetasi adalah siat fisik, sifat kimia dan kelembaban tanah.
3.     Asal-usul biogeografi.
 Klasifikasi Berdasarkan Iklim.
Tipe hutan berasarkan pembentukannya sangat dipengaruhi oleh iklim yang disebut formasi klimatis. Yang termasuk formasi ini:
Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest)
Hutan ini terdapat pada tempat yang curah hujannya tinggi, di wilayah denga tipe iklim A dan B yang selalu basah. Rata-rata suhu tahunan di wilayah ini berkisar antara 200C, curah hujan rata-rata lebih besar dari 2000mm/th dengan sebaran hujan yang merata sepanang tahu, sehingga kadang-kadang tidak ada perbedaan musim kemarau dan penghujan. Banyak didapat di palau-pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Sulewesi Utara dan Irian.  
Karena curah hujannya tinggi, jenis tumbuhannya sangat banyak dan rapat tumbuhnya, mulai dari pohon besar, perdu, semak, pohon memanjat (liana), epifit, parasit, paku-pakuan, anggrek dan tubuhan bawah yang rapat. Hutan hujan tropis ini anggotanya tidak pernah menggugurkan daun, liananya berkayu, pohon-pohonnya lurus-lurus dapat mencapai rata-rata tinggi 30 meter. Menurut ketinggian letaknya hutan hujan tropis dibedakan menjadi tiga zona yaitu :
Zona I :
Hutan hujan tropis dataran rendah dengan ketinggian 0 – 1000m dpl, terdapat di Sumatra, Kalimantan dan Maluku. Jenis pohon yang dapat dijumpai adalah jenis Dipterocarpaceae  seperti :
1
Keruing (Dipterocarpus sp)
9
Dispyros sp
2
Merawan (Hopea mangerawan)
10
Canarium sp
3
Resak (Vatika sp)
11
Eusideroxylon zwageri
4
Agathis sp
12
Dysoxylum densiflorum
5
Kompassia sp
13
Rasamala
6
Dyera sp
14
Pericopsis moorina
7
Pometia pinnata
15
Meranti (Shorea sp)
8
Intsia sp
16
Kapur (Dryobalanops aromatica)
Zona II : 
Hutan Hujan Tropis Pegunungan Dengan ketinggian 1000-3000m dpl. Pada zona ini pohon berukuran besar dan tinggi pohonnya berkurang serta selalu menghijau. Epiphyt dan paku-paku yang menyerupai pohon bertambah banyak, jumlah strata dan jenis-jenis Diperocarpaceae juga berkurang pada zona ini. Jenis-jenis pohon yang dapat dijumpai antara lain :
1.     Rasamala
2.     Damar
3.     Quercus sp
4.     Pinus merkusii
5.     Podocarpus imbricate
6.     Albizia montana.
Zona III :
Hutan Hujan Tropis Pegungan Tinggi Dengan ketingian 330-4100m dpl. Zona ini terutama terdapat di Irian Jaya pada lereng-lereng gunung yang menjulang tinggi. Jenis-jenis yang biasa dijumpai antara lain : 
1.     Dacrydium 
2.     Phyllocladas 
3.     Podocarpus 
4.     Araucaria eugenia 
5.     Calophyllum  
Hutan Musim (Hutan gugur daun) 
Hutan musim terdapat di wilayah dengan tipe iklim C dan D, dengan rata-rata curah hujan per tahun 1000-2000mm. Pergantian iklim antara musim kering dan musim hujan nyata sehingga beberapa pohon menggugurkan daun. Hutan ini juga kaya tumbuhan merambat. Daerah-daerah yang terdapat hutan  musim antara lain : Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya.
Berdasrkan tinggi tempat tumbuh, hutan musim dibedakan dua zona yaitu :
Zona I  :
Hutan musim dataran rendah (0-1000m dpl) pada zona ini dapat dijumpai jenis-jenis pohon :
Jati
Homalium tomentosum
Schleicera oleosa
Dalbergia latifolia
Acacia leucophloea
Albizia chinensis
Actinophora fragrans

Zona II
Hutan musim pegunungan ( lebih dari 1000m dpl). Jenis yang merupakan cirri khas zona ini adalah :
Jawa : Casuarina junghuhniana
Indonesia bagian timur : Eucalyptus spp
Sumatera  Pinus merkusii
Jenis lain yang juga dapat dijumpai  Acacia decuren
Hutan Savana. 
Curah hujan hutan savana 900-1000mm/tahun, dengan periode kering 4-5 bulan.  Dengan lamanya
periode kering tersebut maka pertumbuhan pohonnya juga terbatas, tingginya kadang kadang hanya 3-8m.
hutannya sangat terbuka dengan di bawahnya kita jumpai rumput-rumputan yang luas. Umumnya
pohon-pohon di sini banyak yang berduri bahkan lebih tepat lagi bila disebut perdu. Type hutan savana ini
banyak terdapat diTimor.
Klasifikasi Berdasarkan Tanah 
Tipe hutan yang dalam pembentukannya sangat dipengaruhi oleh iklim disebut formasi edafis. Yang termasuk
formasi ini : 
Hutan pantai 
Hutan pantai terdapat pada daerah kering di tepi pantai, beberapa meter di atas garis pasang tertinggi,
tanahnya berpasir kadang-kadang berbatu, dan tidak terpengaruh oleh iklim.
Jenis tumbuhannya tidak terlalu banyak antara lain ketapang, cemara laut, baringtonia, dan nyamplung.
Daerah sebaran utamanya di Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Bali dan Sulawesi.
Hutan payau 
Iklim tidak banyak berpengaruh terhadap koposisi dan pembentukan hutan payau. Pengaruh iklim yang dapat
dilihat hanya pada epiphyt di daerah yang selalu basah anggota epiphytnya cukup, sedangkan di daerah
curah hujannya sangt kurang anggota epiphytnya jarang. Pada pantai tanpa sungai umumnya jalur hutan
payau sempit, sedangkan di pantai yang mempunyai sungai dengan pengendapan lumpur yang cukup, jalur
hutan payau cukup luas. 
Hutan payau terdapa di pantai yang tenang, dipengaruhi oleh pasang surut air laut namun tidak banyak
terpengaruh ombak besar. Selain itu juga terdapat pada pantai yang berlumpur/sedikit pasir dan pada
umumnya terjadi di tempat di mana terjadi pendangkalan terutama pada muara-muara sungai. 
Drainase hutan payau pada umumnya jelek, sehingga pohon-pohnnya perlu mempunyai alat yang     dapat
dipakai untuk menyesuaikan diri di daerah ini, seperti system perakaran tertentu (akar napas, akar lutut, akar
tunjang) Jenis pohon yang penting adalah Avicennia yang berada pada tepi pantai, Sonneratia di tepi sungai
kemudian lebih ke dalam jenis Rhizophora dan lebih ke dalam lagi Bruguiera. Di bagian yang lebih tinggi, yaitu
dimana tempat ini beralih menjadi rawa air tawar sering dijumpai hutan nipah.
Hutan Rawa
Hutan Gambut              
Hutan rawa kebanyakan berada di sekitar delta sungai atau di tepi sungai yang sering atau selamanya tergenang air tawar dari sungai. tanah halus merupakan tanah endapan dari sungai yang berhumus. Seperti halnya pada hutan payau, maka pada hutan rawa pun drainasenya jelek, sehingga pada hutan ini pohon-pohonnya mempunyai system yang hampir sama dengan hutan payau pada hutan payau belum dijumpai tajuk yang berlapis. Sedangkan pada hutan rawa sudah dijumpai adanya tajuk berlapis. Hutan rawa tidak dipengaruhi oleh iklim setempat. Hutan rawa banyak diumpai di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan dengan jenis pohon antara lain Dyera sp (jelutung), Alstonia sp (pulai), kayu ramin, rengas, belangeran, resak, dan lain sebagainya.
Hutan gambut terdapat pada rawa-rawa pada tanah gambut yang digenangi air tawar yang berasal dari  air hujan yang bersifat asam dan miskin hara. Tebal gambut pada hutan ini  berkisar antara 1-20m. hutan ini banyak terapat di Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya dengan jenis pohon antara lain Alstonia sp, Anisoptera sp, Colophyllum sp, Dryobalanops sp, Shorea sp, Palquium sp dan lain-lain. 
Hutan Belukar 
Hutan ini terjadi di daerah dimana tanah diusahakan selama waktu yang panjang atau setelah terjadi kebakaran hutan. Bila lapangan bekas lading/kebakaran ditinggalkan, maka alam akan menutupnya kembali dengan salah satu tipe vegetasi yang terdiri dari alang-alang atau bambu atau belukar atau perdu-perdu pionir.
Klasifikasi Berdasarkan Asal-Usul Biogeografi 
Dilihat dari faktor biogeografinya kawasan barat Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali) tife flora faunanya bersiat Asiatik, karena menurut asal muasalnya pulau-pulau tersebut tadinya bersatu dengan benua Asia. Sedangka kawasan timur Indonesia : Irian dan pulau-pulau di sekitarnya tipe flora dan afunanya bertipe Australia, karena menurut asal muasalnya pulau tersebut tadinya bersatu dengan Australia.