Jumat, 21 Desember 2012

Air..., Oh air..!

Air sejatinya adalah anugrah dari Sang Maha Pencipta sebagai bukti kasih sayangNya terhadap semua mahluk di muka bumi ini. Dengan air yang diturunkan dari langit maka bumi yang tadinya mati bisa hidup. biji-bijian tumbuh sumbur menjadi tanaman yang menyediakan sumber nutrisi bagi mahluk hidup lainnya. Dan dengan tumbuh-tumbuhan itu pula, sebagian air tertambat oleh serasah dan perakaran yang akhirnya meresap ke dalam tanah sebagai cadangan air tanah.
Tuhan telah mengatur siklus air itu sedemikian rapi dengan berbagai komponen di dalamnya. Sehingga antara musim kemarau dan musim hujan itu tidak terjadi pluktuasi air yang signifikan. Air mengalir dengan ritme yang begitu teratur dan bersahabat. Tidak ada bencana dari aliran air itu.
Namun karena kepongahan dan keingkaran manusia, yang mengeksploitasi alam secara membabi buta telah merubah irama dan siklus air itu. Air yang dulu mengalir dengan damai berikut kejernihannya, kini datang dengan tiba-tiba dengan volume air yang sangat besar (Banjir). Kerugian akibat bencana banjir ini terjadi pada berbagai sektor baik ekonomi, sosial, kesehatan dan lain-lain.  Ironinya, banjir di beberapa daerah selalu terulang disetiap musim hujan. Hingga dikenal istilah daerah langganan banjir. Hal ini menggambarkan bahwa upaya mengatasi penyebab terjadinya banjir itu dilakukan tidak dengan maksimal dan menyeluruh.
Oleh karena itu, setiap komponen masyarakat harus menciptakan harmonisasi dengan alam sekitarnya. Kembali sebagai fungsinya manusia dimuka bumi ini tak lain sebagai kholifah yang memiliki kewajiban untuk menjaga dan memelihara bumi ini dari kehancuran.

Jumat, 27 April 2012

Sabtu, 31 Maret 2012

Model Desa Konservasi


Pengertian :
Model Desa Konservasi (MDK) adalah desa yang dijadikan model dalam upaya memberdayakan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan konservasi, dengan memperhatikan aspek social, ekonomi, budaya serta aspek lainnya, dan akan menjadi contoh dalam pemberdayaan di tempat lain.

Kriteria Model Desa konservasi
1.     Desa yang letaknya di sekitar kawasan konservasi dan masyarakat berinteraksi langsung dengan kawasan konservasi.
2.     Desa yang masyarakatnya mempunyai kepedulian terhadap pelestarian kawasan konservasi.
3.      Desa yang kehidupan masyarakatnya mempunyai ketergantungan kuat terhadap keberadaan kawasan konservasi.
4.      Desa yang mempunyai sumber daya alam yang dapat dikembangkan.
5.      Desa yang secara umum mempunyai permasalahan yang sama dengan desa-desa lainnya di sekitar kawasan konservasi.

Kebijakan Pembangunan Model Desa Konservasi
Kebijakan pembangunan MDK ditetapkan sebagai berikut :
1.     Pembangunan kawasan konservasi harus tetap memperhatikan pembangunan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan.
2.     Pembangunan MDK sebagai upaya konkrit pemberian contoh kepada masyarakat mengenai pemberdayaan masyarakat.
3.      Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi / daerah penyangga dilakukan secara terintegrasi dalam pengelolaan kawasan secara partisipatif melalui pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan unit manajemen Balai Taman Nasional dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam dikoordinasikan dengan pemerintah daerah setempat.
4.      Pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi / daerah penyangga dilakukan melalui optimalisasi potensi pemanfaatan jasa Lingkungan dan TSL (Hasil Hutan Non Kayu).
5.      Pembangunann masyarakat dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat untuk mmeningkatkan kemampuan dan kemandiriannya yang dilakukan melalui pembangunan MDK di sekitar kawasan konservasi.
6.      Pemberdayaan masyarakat harus mengarah kepada kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian sumber daya hutan.
7.      Pemberdayaan masyarakat diarahkan pada desa-desa sekitar kawasan konservasi.
8.      Daerah penyangga yang masyarakatnya mempunyai interaksi langsung dengan kawasan-kawasan konservasi dan berpotensi mengancam kelestarian kawasan.
                  


PENGEMBANGAN SIKAP SEORANG PENYULUH 

(Oleh : Adhari, SST)

Mengutip dari yang disampaikan oleh A.G. Kartasapoetra, agar penyuluh dapat melaksanakan tugasnya dengan lancar dan berhasil, maka harus memiliki 11 sikap sebagai berikut :
1.     Rasa cinta terhadap tugas yang diembannya, dengan demikian ia tekun dengan menunjukan rasa tanggungjawab.
2.     Rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama manusia terutama para petani di pedesaan yang umumnya memiliki tarap hidup yang relatif masih rendah.
3.     Keyakinan, bahwa apa yang disuluhkannya dapat diterima, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta merupakan bagian kegiatan pembangunan.
4.     Menguasai ilmu dan teknologi, mamapu menjelaskan, memperagakan dan memberikan contoh-contoh dalam praktek hal-hal yang berkaitan dengan budidaya tanaman atau usaha tani.
5.     Luwes, menarik penampilannya dan sopan atau berprilaku baik, serta cepat beradaptasi dengan situasi dan kondisi pedesaan khususnya di wilayah binaannya.
6.     Beritikad baik, sabar dan tekun dalam menjalankan tugas yang diembannya.
7.     Pandai menyelami jiwa atau perasaan serta keinginan masyarakat sasaran suluh, selalu siap memberikan bantuan dan pelayanan dalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat sasaran suluh.
8.     Memiliki disiplin kerja yang kuat, tahu akan apa yang menjadi tugasnya dan kapan ia harus melaksanakannya serta tidak menyertakan hal-hal yang menyimpang dari batasan-batasan tugasnya.
9.     Berjiwa pendidik, tidak cepat putus asa, tidak masa bodoh terhadap apa yang dialami para petani sehubungan dengan usaha taninya.
10.   Dinamis, progresif, dan demokratis.
11.   Mau belajar, berlatih pengetahuan, keterampilan dan kecakapan praktis sehubungan dengan perkembangan ilmu dan teknologi khususnya yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

KESIMPULAN :
Sikap yang senantiasa harus dikembangkan oleh penyuluh :
1.     Menghayati dan bangga terhadap profesinya.
2.     Merasakan bahwa kehadirannya sebagai penyuluh diperlukan masyarakat.
3.     Meyakini bahwa inovasi yang disampaikannya sebagai metoda penyuluhan, sudah teruji kemanfaatannya.
4.     Menyukai dan mencintai masyarakat sasaran penyuluhan dalam arti siap memeberikan bantuandalam melakukan perubahan-perubahan usaha tani yang lebih baik.

Kemana Suara Kami

"Alaamaaak.., sia-sia kita turun ke jalan."
"Tapi setidaknya kita telah berupaya menyuarakan aspirasi kita."
"Tapi hasilnya..?" dengan nada  prustasi.
"Yah..., kita orang kecil ditakdirkan untuk selalu kalah."
 Dengan wajah lusuh, duduk ditrotoar jalan. Mereka adalah dua diantara ribuan pendemo yang menolak kenaikan BBM.