Rabu, 10 Desember 2014

MARS PENYULUHAN KEHUTANAN

KITA PENYULUH KEHUTANAN
TERUS BERJUANG TANPA HENTI
KITA MEMBINA, MENDAMPINGI
JADIKAN HUTAN TETAP LESTARI

BERSATU PADU BERGANDENG TANGAN
UNTUK TUNAIKAN TUGAS KITA
HALANG RINTANGAN SGALA TANTANGAN
HADAPI DENGAN SUKA CITA

KARNA KITA MENGABDI, BAGI IBU PERTIWI
AGAR RAKYAT SEJAHTERA, TINGKATKANLAH  SEMANGAT BERKARYA

KITA PENYULUH YANG SEJATI
MENYULUH RAKYAT DENGAN HATI
KITA BEKERJA DENGAN JUJUR
JADIKAN RAKYAT MAKIN MAKMUR


Senin, 08 Desember 2014

SALURAN DIVERSI, SALURAN PEMBUANGAN AIR DAN TERJUNAN (Oleh Adhari, SST)



PENGERTIAN :
Saluran pembuangan air (SPA) dan saluran diversi merupakan satu unit kesatuan teknik konservasi tanah dalam upaya pengendalian aliran permukaan.
Saluran Diversi :
Saluran pembelok yang dibuat untuk mencegah aliran air pada permukaan tanah dari suatu daerah tangkapan air yang langsung masuk ke jurang untuk menghindarkan hanyutnya tanah pada tanah-tanah yang mudah longsor.
TUJUAN :
Saluran Pembuangan Air (SPA) untuk mengarahkan aliran air ke tempat yang aman dari erosi jurang sekaligus meresapkannya ke dalam tanah.
Bangunan Terjunan Air merupakan kelengkapan SPA agar air yang jatuh pada SPA tidak menyebabkan erosi.
Saluran diversi adalah untuk mencegah terjadinya tanah longsor dan untuk pengairan pada areal di bawahnya, misalnya untuk sawah tadah hujan.
PELAKSANAAN
Pembuatan SPA :
Ø  Pemancangan patok induk as SPA jarak antara patok 5m.
Ø  Pemancangan patok pembantu kanan – kiri SPA untuk menggambarkan lebar atas SPA.
Ø  Penggalian tanah untuk saluran dengan ukuran lebar atas 100cm, lebar bawah 50cm, dalam 50cm.
Ø  Dasar saluran dibuat miring 0,1 – 0,5% ke arah luar atau setiap 5m beda tinggi 0,5-2,5cm.
Ø  Antara dua SPA yang berdekatan dihubungkan dengan saluran teras maksimum 100m, semakin pendek saluran teras maka semakin kecil SPA yang dibuat.
Ø  Setiap 1m sepanjang SPA ditanami gebalan rumput selebar 20cm.
Pembuatan Bangunan Terjunan Air dan Saluran Teras.
Ø  Pasang patok sepanjang SPA sejauh bidang olah. Letak bangunan lebih ke dalam dari pada talud teras.
Ø  Gali tanah pada patok sedalam 0,5-1,5 
Ø  Perkuat bangunan terjunan air dengan bambu atau batu.
Ø  Bagian atas bangunan terjunan ditutup gebalan rumput.

Senin, 08 September 2014

PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (Oleh : Adhari, SST)





Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan dimana hutan dan lahan dilanda api baik yang disebabkan oleh manusia maupun faktor alam sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan atau hasil hutan dan hasil pertanian yang menimbulkan kerugian ekonomi dan atau nilai lingkungan serta merupakan salah satu penyebab deforestasi dan degradasi hutan.
 Kebijakan
Kebijakan pengendalian kebakaran hutan :
1. Membangun kelembagaan pengendalian berupa Brigade Pengendalian Kebakara Hutan.
2. Pemantapan operasional pengendalian kebakaran hutan(pencegahan, pemadaman dan penanganan pasca kebakaran).
3.   Peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat.
 Strategi
1. Penataan kelembagaan berupa pengembangan sistem informasi peringatan dini sipongi@yahoogroup.com, www.dephut.go.id, http://indofire.dephut.go.id, meningkatkan kerjasama para pihak, peliputan dan publikasi.
2. Pemantapan operasional melalui meningkatkan koordinasi antar instasi pusat, daerah dan pemangku kepentingan, inventarisasi areal bekas kebakaran serta penegakan hukum.
3. Pemantapan peranan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat seperti sosialisasi, penyuluhan dan kampanye, sosialisasi dan pendampingan pembukaan lahan tanpa bakar, pelatihan dan pembentukan masyarakat peduli api, penyegaran dan peningkatan peranserta masyarakat peduli api, pelatihan dan pembentukan brigade pengendalian kebaaran pada pengelolaan hutan dan lahan bidang kehutanan dan perkebunan.
Penyebab Kebakaran Hutan
1. Kebakaran karena faktor alam
Kebakaran karena faktor alam sangat kecil kemungkinannya, karena 90-95% kebakaran disebabkan karena kelalaian dan kecerobohan manusia. Kebakaran karena faktor alam dapat terjadi jika ada sumber panas/api sebagai penyulut, bahan bakar yang tersedia dan adanya oksigen dalam waktu yang bersamaan, seperti pada gambar segitiga api.
Walaupun kecil kemungkinan, akan tetapi api dapat ditimbulkan oleh sumber panas berupa batu dan gesekan benda-benda alam yang dapat menyimpan dan mengantarkan panas. Dipicu suhu yang panas karena kemarau panjang, periode hujan yang pendek, kelembaban permukaan hutan menurun, daun yang berguguran, ranting yang patah, tumbuhan liana/merambat dan vegetasi yang mengering sehingga rentan terbakar. Adanya angin/udara kering yang memicu lompatan bola api dari pohon ke pohon mempermudah api menjalar serta pelepasan gas metan pada lahan gambut.
2. Kebakaran hutan karena faktor manusia
Pembukaan lahan dengan membakar dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok, ataupun perusahaan, karena pilihan pembersihan lahan usaha dengan biaya murah dan praktis, baik pada usaha kebun/ladang masyarakat, usaha perkebunan HGU, transmigrasi, kesenjangan untuk menduduki kawasan hutan dan mendapatkan hak tanpa ijin, ataupun kesenjangan lainnya.
3. Dampak kebakran hutan dan lahan.
·  Hilangnya sejumlah species
· Memicu terjadinya perubahan iklim
· Menurunnya tingkat kesuburan tanah
· Penurunan fungsi hutan sebagai daerah tangkapan air


Sumber : Buku saku penyuluh kehutanan 2014.


Selasa, 19 Agustus 2014

ADMINISTRASI PERSEMAIAN TANAMAN HUTAN (Oleh : Adhari, SST)



Keberhasilan pembuatan persemaian sampai anakan siap ditanam dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah faktor administrasi persemaian. Untuk tertibnya administras dalam lingkungan persemaian sebaiknya ada personil yang khusus mengurus soal adminsitarsi sehingga segala kegiatan san arsip-arsip dapat diikuti secara mudah pada setiap saat.
Administrasi di lingkungan persemaian antara lain meliputi :
1. Daftar jumlah pekerja
Daftar jumlah pekerja hendaknya dibuat berdasarkan jumlah pekerja yang hadir/bekerja setiap hari dan dibuatkan rekapitulasinya untuk setiap bulan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu memudahkan pembayaran upahkerja dan untuk mengetahui produktifitasnya.
Daftar hadi pekerja persemaian mencakup uraian mengenai waktu (tanggal, bulan dan tahun) serta nama pekerja.
Contoh daftar hadir pekerja persemaian :
Bulan : .............................. Tahun ........................
No
Nama
Tanggal
1
2
3
...............
1
Musa
--
X
-
-

.....................
-
-
X
-
16
.....................





Jumlah :





2. Daftar persediaan alat-alat kerja
Alat-alat kerja yang dipunyai persemaian hendaknya diberi kode dan dibukukan dalam daftar persediaan alat-alat kerja. Dari daftar alat-alat kerja ini kita dapat ,elihat cukup tidaknya alat-alat yang dipunyai. Daftar ini dibuat tiap bulan dan mencakup uraian mengenai jumlah persediaan, jumlah yang dipakai dan keterangan.
Contoh daftar alat-alat kerja.
Bulan : ...........................Tahun ......................
No
Nama barang
Jumlah persediaan
Jumlah dipakai
Keterangan
1.
Cangkul
20
18
2 rusak
2
Skop
30
17
13 belum dipakai

3. Daftar persedian biji/benih
Daftar persedian biji/benih hendaknya dibuat menurut masing-masing jenis/species dan menurut lokasi asal ataupun tanggal pengiriman/pengunduhan. Tiap-tipa daftar halaman persediaan biji memuat keterangan dari satu jenis biji saja. Daftar ini mencakup uraian mengenai :
-       Jenis/species biji
-       Keterangan biji (asal biji, tanggal pengumpulan, persen  kecambah, tanggal pengiriman, dan tanggal penerimaan.)
-       Jumlah persdiaan
-       Jumlah disebar
-       Sisa        
Contoh daftar persediaan biji/benih.
No
Jneis biji
Keterangan biji
Jumlah persediaan
Jumlah ditabur
Sisa persediaan
1
Pinus merkusi
Asal KPH Kuningan
80 Kg
21-6-2014 (30Kg)
50 Kg


Tgl Penngumpulan : Maret 2014

28-6-2014 (45Kg)
5Kg


Viabiltas 70%





Tgl dikirim 10 Juni 2014





Tgl diterima 15 Juni 2014




4. Daftar persediaan pupuk
  Pembuatan daftar persediaan pupuk  pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan daftar persediaan biji (benih). Untuk masing-masing jenis pupuk yang berbeda hendaknya dibuat keterangan pada lembar yang berbeda.
     Contoh daftar persediaan pupuk :
No
Nama pupuk
keterangan
Jumlah persediaan
Jumlah dipakai
Sisa
1
NPK
Mengandung unsur N-P-K (15%-15%-15%)
30Kg
10-7-2014 (2Kg)
28Kg


Dosis 7 gr/ltr air

17-7-2014 (10Kg)
18Kg


Pemakaian dilarutkan dlm air kemudian disemprotkan dg handsrayer




5. Daftar persedian fungisida/insektisida
     Pembuatan daftar persediaan pestisida hendaknya dibuat per jenis insektida/fungisida.
     Contoh daftar persediaan fungisida/pestisida.
No
Jenis Fungisida
keterangan
Jumlah persediaan
Jumlah dipakai
Sisa
1
Deconil
Mengandung unsur Cu
2Kg
8-9-2014 ( 80Gr)
1.920 Gr


Untuk mecegah dumping off

10-10-2014 (230 Gr)
1.690 Gr


Dosis 3Gr/ltr air





Pemakaian dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan dengan sprayer.




6. Daftar jumlah bak/bedengan penebur biji
   Setiap bedeng penaburan harus dibuatkan label/keterangan. Label dibuat dalam bentuk     yang praktis/sederhana tetapi dapat mencakup semua keterangan yang diperlukan.
  Bahan untuk membuat label dapat berupa kayu/seng kemudian ditulisi dengan cat atau dapat terbuat dari kertas label ditulisi dengan spidol kemudian dilapisi dengan plastik agar tidak rusak oleh hujan ataupun sinar matahari.                                                                   
Bak Penaburan Biji No. I

Jenis
:
Pinus merkusi

Asal
:
KPH Kuningan
10cm
Tgl.Penaburan
:
17 Juni 2014

Jumlah biji
:
250 Gr

                                    15 cm
     Setelah label untuk masing-masing bedenan penaburan dibuat dan dipasang, kemudian dibuatkan daftar jumlah bedengan penaburan biji sebagaimana contoh di bawah ini :
No.bedeng penabran
Jenis
Asal biji
Tgl penaburan
Jumlah biji
Hasil penyapihan anakan
Persen kecambah













7. Daftar jumlah bedengan penyapihan
  Selang beberapa lama setelah penaburan, kecambah sudah siap disapih/dipindahkan ke kantong plastik yang ada di bedeng sapih. Masing-masing bedeng sapih dibuatkan label yang bentuknya seperti contoh di bawah ini :
Bedeng Penyapihan No I
Jenis
:
Pinus merkusi
Asal
:
KPH Kuningan
Tgl.penaburan
:
17 Juni 2014
Tgl.penyapihan
:
28 Juli 2014
Jumlah anakan
:
1000
Asal bedeng tabur
:
No. I
   Setelah semua bedeng sapih dibuatkan dan dipasangi label, maka dibuat daftar jumlah bedeng penyapihan yang memuat keterangan mengenai nomor bedeng penyapihan, jenis (species, asal biji, tanggal penaburan, tanggal penyapihan, jumlah anakan, asal bedeng penaburan dan keterangan. Disamping itu juga perlu dibuatkan daftar rekapitulasi jumlah bedengan penyapihan tersebut. Dalam daftar rekapitulasi ini masing-masing jenis anakan dari jenis asal yang sama dikumpulkan/dijumlahkan baik mengenai jumlah  bedeng  maupun jumlah anakan.
8. Daftar mutasi bibit
  Untuk mengetahui persediaan bibit yang ada dipersemaian, pada setiap saat maka perlu dibuat daftar mutasi bibit. Dalam daftar ini perkembangan penambahan atau pengurangan bibit dapat diikuti setiap bulan. Penambahan bibit dapat berasal dari daerah lain, dan pengurangan bibit dapat berupa anakan yang mati di bedengan atau bibit sudah diangkut ke lokasi penanaman.
Contoh dafat mutasi bibit :
Jenis
Asal
Jumlah persediaan sampai bulan lalu
Penurangan bulan ini
Penambahan bulan ini
Jumlah persediaan bulan ini
keterangan
Pinus merkusi
KPH Kuningan
420.000
10.000
80.000
490.000
Penyapihan 80.000, mati 10.000