Senin, 11 Agustus 2014

TEKNIK PEMBUATAN PERSEMAIAN TANAMAN HUTAN (Oleh : Adhari, SST)



Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam kegiatan penanaman atau permudaan hutan adalah tersedianya benih dalam jumlah yang cukup serta bermutu baik. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah cara memproses benih menjadi tanaman. Kita sudah mengenal sejak jaman dahulu bagaimana cara membuat tanaman buah-buahan, dimana benih kita tanam langsung di pekarangan rumah atau kebun, kemudian dibiarkan tumbuh.
Cara membuat tanaman hutan pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan cara membuat tanaman buah-buahan, hanya kita perlu ingat  tidak semua jenis pohon hutan bisa ditanam langsung ke lapangan apabila diinginkan hasil yang baik dan memuaskan.
Pengadaan bibit melalui persemian merupakan cara yang lebih menjamin keberhasilan tanaman di lapangan. Selain pengawasannya mudah, penggunaan benih juga dapat dihemat.  Persemaian adalah tempat/areal untuk memproses benih menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Atau suatu tempat yang dipergunakan untuk menyemaikan biji tanaman dengan perlakuan dan dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat menghasilakan benih dalam bentuk anakan yang memenuhi persyaratan umur, ukuran dan pertumbuhan sehingga cukup baik untuk ditanam di lapangan sesuai dengan jenisnya.
Beberapa kegiatan dalam hal ini adalah : perencanaan persemaian, memberikan perlakuan pada benih sebelum ditabur, persiapan lapangan, penyemaian benih, penyapihan bibit dan pemeliharaan.
1. Prencanaan persemaian
· Jenis persemaian
Hingga sekarang kita mengenal dua jenis persemaian yaitu persemaian tetap  dan persemaian sementara. Persemaian tetap adalah persemaian yang dibuat menetap pada suatu lokasi dengan organisasi yang mapan dan personil pelaksana yang tetap dan terpilih, memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang memungkinkan pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien, dapat dipergunakan selama jangka waktu sekurang-kurangnya lima tahun serta dapat mendukung produksi bibit dalam jumlah besar untuk pemenuhan penanaman dengan skala luas dan berkesinambungan.
Dengan demikian ciri utama persemaian tetap, adalah :
Telah memperhitungkan produksi bibit dalam jumlah besar sesuai dengan luas tanaman dalam satu wilayah kerja, pemakaian lokasi berjangka lama serta kemudahan-kemudaha operasioanl lainnya.
Pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tenaga kerja tetap dan terpilih.
Bahan dan peralatan yang digunakan memungkinkan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara efektif fan efisien.
Pemakaian teknologi yang berdayaguna dan berhasil guna sehingga bitbit yang dihasilkan selalau tejaga kuajlitasnya.
· Pemilihan lokasi
Tempat untuk membuat persemaian sebaiknya dipilih tempat yang datar (kemiringan tidak lebih dari 5%, bebas dari banjir dan angin kencang, muadah dicapai oleh para pekerja, dekat dengan jalan anguktan, tanahnya subur serta dekat dengan sumber air.
· Penentuan luas
Luas lapangan persemaian tergantung dari jumlah bibit yang akan dihasilkan. Hal ini bergantung pula pada luas areal penanaman. Yang penting dalam hal ini, untuk produksi bibit diusahakan 60% - 70% dari luas lapangan persemaian. Suatu persemaian seluas 1 Ha, luas efektifnya 0,6 Ha.
Penentuan luas bedeng.
Untuk menghitung luas bedeng sapih dipergunakan rumus sebagai berikut :
L1 =     T / D
Dimana :
L1 = Luas areal bedeng sapih (m2)
T = Jumlah semai yang akan dihasilkan.
D = Jumlah semai setiap m2.
Misalnya :
T = 100.000 batang semai.
D = 100 semai/m2
Maka luas areal untuk bedeng sapih adalah :
L1 = 100.000 sema : 100 semai/m2
     = 1000 m2
Apabila luas 1 bedeng sapih 5m2, maka kebutuhan bedeng sapih sebanyak :
1000 m2 : 5mm2  = 200 buah
  

Bersambung..........................